-->

Kisah Seram - Misteri Rumah Hantu



- Sepulang sekolah, seperti biasa Andy dan Anto pulang bersama. Mereka pulang dengan berjalan kaki. Mereka selalu melewati Jalan Seram gang Devil. Di sana ada sebuah rumah tua. Bangunan itu megah, bagaikan istana. Bangunan itu besar, mewah, dan luas. Sayangnya, rumah itu sudah lama tak berpenghuni.
Konon katanya, rumah itu bekas tentara Jepang. Kata orang sekitar rumah itu, pada malam hari, pada jam-jam tertentu terdengar bunyi-bunyi aneh. Ada yang menyebutkan seperti tawa nenek sihir, tawa kuntilanak, dan lain-lain. Ada juga yang mengatakan pernah mendengar seperti tangisan suster ngesot. Tapi, aku tidak tahu akan semua itu. Aku dan Anto pun jalan pelan setengah lari sambil menutup mata setiap melewati jalan itu.
“Seram sekali sih rumah itu,” kata Anto.
“Bukan seram sih, tapi menakutkan,” jawab Andy.
“Huuuu..., sama aja,” kata Anto
“Hahahaha.., iya,” jawab Andy

“Eh, mungkin rumah itu hanya luarnya aja yang menakutkan. Mungkin dalamnya tidak,” kata Andy.
“Bisa jadi. Gimana kalau kita selidiki rumah itu,” kata Anto.
“Ide bagus tuh. Besok kita beritahu teman-teman. Semoga saja, ada yang mau ikutan,” jawab Andy

Pagi pun tiba,
“Eh teman-teman. Aku kemarin malam lewat rumah yang ada di Jalan Seram itu, lho. Aku dan Vita mendengar tawa nenek sihir,” kata Vany
“Iya, kemarin aku pas pulang les malam, kan, gak sengaja lewat jalan itu. Eh, pas di depan rumah itu, ada bunyi seperti tawa nenek sihir,” sahut Vita
“Gimana kalau nanti malam kita selidiki rumah itu,” kata Andy.
“Takut...,” kata Vita.
“Udah lah, kita pergi kesana sama -sama.” kata Anto.

“Baiklah.” Jawab Vita.
“Ngomong-ngomong, kita ke sana jam berapa ya?” tanya Vany.
“Gimana kalau habis Magrib,” kata Andy
“Ya sudah. Nanti jangan lupa bawa senter ya,” kata Anto

“Oke. Eh, nanti aku juga bawa kamera, ah. Nanti iseng-iseng foto, deh. Kalau ketemu hantu, kan, bisa diunggah di youtube.. terkenal deh,” kata Vany
“Hahaha.., bisa juga.sampai ketemu nanti,” kata Andy
“Iya...,” jawab Vita dan Vany

Malam pun tiba. Andy , Vany, Anto, dan Vita menyusuri Jalan Seram. Mereka lalu memasuki gang Devil. Nama-nama gang di Jalan Seram memang menakutkan. Ada yang bernama Gang Hell, Gang Sadako, Gang Ghost, Gang Devil, Gang RIP, dan Gang The House. Nama-nama gang di Jalan Seram menakutkan karena konon katanya jalan itu bekas rumah sakit jaman Belanda lalu pada jaman Jepang jalan itu dijadikan kuburan.
Di gang RIP masih terdapat banyak kuburan. Dan katanya, di rumah yang ada di gang Devil itu, bekas adanya pembunuhan. Maka dari itu, orang-orang sekitar jarang dan enggan melewati jalan itu. Mereka lebih senang memutar daripada melewati jalan itu.
Sampai di pintu gerbang, kami disambut oleh pagar besi yang lapuk dan ada tulisan huruf Kanji. Katakana atau Hiragana, kami pun tak tahu. Tulisan tersebut adalah, “ 貞子 藤山、トキョジャアン” .
Gubrak..., pintu gerbang itu terbuka sendiri.
“A....,” jerit Vita.
“Hush, jangan berisik. Ingat ini rumah hantu,” kata Andy
Vita pun mengangguk. Kami pun melanjutkan penyelidikan kami. Gelap, bau, kumuh, pengap, dan banyak sarang laba-labanya. Rumah ini memang kotor. Tiba – tiba, kami menemukan sebuah peti mati. Setelah kami buka, terdapat sebuah mumi yang membusuk.
“Ih.., bau,” kata Vany. Kami pun melanjutkan perjalanan kami. Kami mendapat sebuah pintu. Kami buka pintu itu. Ternyata, itu adalah pintu kamar mandi. Terdapat bathub yang berisi cairan merah. Seperti darah. Blar......, tiba-tiba petir menyambar. Kami pun lalu meninggalkan tempat itu.
Kami lalu memasuki koridor. Seram sekali. Lebih seram tempat ini daripada Terowongan Cassablanca yang pernah aku lewati. Tanpa sengaja, aku melihat bayangan putih di dekat pintu masuk terowongan tadi. Semoga ini hanya imajinasiku saja, kataku dalam hati.
“Seram ah, ayo kita pulang,” ajak Vita
“Eh, aku baru ingat. Ini kan malam Jum’at Kliwon,” kata Andy
“Jangan buat suasana tambah serem dong,” jawab Vany
“Aku cuma mengingatkan,” jawab Andy

“Udah..udah. Jangan debat disini. Pokoknya, ayo kita pulang,” bentak Vita
“Nanti aja, kita kan belum menyelidiki seluruh ruangan rumah ini,” jawab Vany
“Gak mau, pokoknya ayo kita pulang. Ini udah malam,” rengek Vita

“Ya sudah. Ayo kita pulang,” kata Anto
“Baiklah,” jawab Andy

Mereka pun pulang. Mereka tidak melanjutkan misi penyelidikan rumah tua itu. Biarlah penghuni rumah itu nyaman, dan tidak terganggu. Dan biarlah Tuhan yang tahu kejadian ini.
 SEKIAN


Credit:Sumber
LihatTutupKomentar