-->

Kisah Seram - Kamar Kosong Hotel



- Malam pun tiba. Hotel di tempat wisata itu tiba-tiba menimbulkan galau di hatik. Dan ternyata parman juga mengalami hal yang serupa. Malahan, meski malam belum larut, kami malah diserang rasa kantuk yang teramat sangat. Rasa kantuk yang jarang aku alami karena aku terbiasa  tidur larut malam. Kupersilahkan parman yang tersiksa oleh kantuk  untuk tidur duluan.
Mendengar usulku, parman rupanya sudah tidak lagi memeperdulikan  lagi bebauan yang mengundang mistik itu. Ia langsung saja merebahkan  diri dan memejamkan matanya. Aku kemudian memilih  duduk-duduk di beranda  sambil mempermainkan  asap rokok. “belum tidur , mas?” Tanya salah seorang penghuni hotel  yang kamarnya bersebelahan  dengan kamar kami. Aku hanya menggelengkan kepala  sambil  tersenyum. Lalu bangkit dari tempat dudukku dan berjalan menghampirinya. Setelah berkenalan, kamipun  kemudian terlibat dalam pembicaraan yang hangat. Namanya surya dari kota madiun. “Mas budiman kok berani bermalam di kamar itu ?” katanya sambil menunjuk kamarku. Aku terkejut dengan pertanyaannya.
“lho memangnya ada apa dengan kamarku itu ?” tanyaku  sembari kutatap tajam-tajam matanya.
“katanya kamar  yang mas budiman  tempati itu tempatnya raja jin  yang memang  secara khusus diperuntukan  untuk menjaga keamanan hotel ini. Kamar itu  katanya juga dihuni oleh seseorang , tentunya orang halus.” Surya bercerita panjang lebar mengenai kamar itu dengan serius. Dia seperti tidak sedang bercanda atau sengaja menakut-nakutiku.

Mendengar  apa yang dikatakan surya mengenai kamar yang kusewa  itu seketika bulu kudukku menjadi merinding. Tapi tetap  kucoba kegelisahanku itu tidak  kutunjukannya. Sekitar pukul sebelas malam, surya meminta diri. Aku juga  segera menuju kamar yang ku tempati sembari bertekad mengajak  parman malam itu juga untuk hengkang dari situ.
Namun ketika beberapa langkah hendak memasuki kamarku, tiba-tiba kudengar suara gamelan yang sayup-sayup di tengah-tengah deburan ombak. Suara itu semakin mendekat…semakin mendekat… dan semakin mendekat. Hingga terasa jelas sekali di telingaku.
Bersamaan itu pula terdengar suara gemerincing kereta kuda. Disusul kemudian penampakan kereta kencana yang ditarik empat ekor kuida yang semuanya berwarna putih mulus. Keempat ekor kuda  yang bertubuh kokoh itu  semuanya berkalung  asesoris yang gemerlapan karena lampu TL yang ada disitu. Tak lama kemudian  dari kereta itu  keluarlah lelaki bersurjan  yang tadi sore sempat mengantarku ke hotel ini.
LihatTutupKomentar