-->

Nadiem Makarim Pendiri Go-Jek Yang Ternyata Lulusan Harvard

Nadiem Makarim Pendiri GO-Jek - Menjadi jantungnya kekuasaan sekaligus sentra bisnis masuk akal jikalau Jakarta menjadi referensi banyak orang mencari penghasilan. Besarnya pesona Jakarta mengakibatkan wilayah ibukota negara Indonesia ini terjadi kenaikan jumlah penduduk setiap tahunnya. Dan tanggapan dari fenomena itu kota kian sesak sehingga memunculkan banyak masalah. Satu diantaranya ialah kemacetan yang seakan menjadi nama lain kota Jakarta. Namun dari kemacetan yang sekarang menjadi hantu bagi kebanyakan penduduknya nyatanya ada juga berkah tersendiri untuk beberapa orang dalam membuat peluang bisnis. Nadiem Makrim ialah salah satu yang menerima berkah karena kemacetan itu. Ia dengan jeli bisa membaca peluang dari keadaan itu.
 Menjadi jantungnya kekuasaan sekaligus sentra bisnis masuk akal jikalau Jakarta menjadi referensi ba Nadiem Makarim Pendiri GO-Jek Yang Ternyata Lulusan Harvard

Nadiem Makarim


Baca juga :

Nadiem Makarim mulai terkenal karena makin populernya layanan GO-Jek di masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Ia muncul tidak dari back ground pebisnis. Jauh sebelum mendirikan bisnis transportasi berbasis aplikasi ini Nadiem hanyalah seorang karyawan di sebuah perusahaan aplikasi online. Karena tuntutan mobilitas yang tinggi maka jebolan Harvard tersebut lebih menentukan transportasi ojek daripada mengendarai kendaraan langsung ketika menjalani aktifitas keseharian. Bahkan saking kerapnya, ia bisa 5 kali dalam sehari memakai jasa ojek.

Lahirlah GO-Jek, sebuah perusahaan layanan ojek motor profesional yang pernah ada di kota Jakarta. Perusahaan tersebut sebagai wujud kerjasama Nadiem Makarim bersama beberapa rekannya. Kondisi macet di Jakarta yang kian parah mengakibatkan seorang Nadiem Makarim berpikir bahwa masyarakat dan bahkan perusahaan mempunyai hak memperoleh pilihan sarana angkutan yang lebih cepat untuk transportasi dan juga angkutan logistik.GO-Jek muncul dari gagasan Nadiem yang juga seorang pelanggan ojek yang mengamati bahwa tiap ojek mempunyai pangkalan dan juga diterapkan sistem antrian untuk tiap-tiap pangkalan ojek tersebut.

Nadiem Makarim pun membuat sebuah sistem terintegrasi memanfaatkan layanan Google Maps. Sistem ini bisa mengkalkulasi ongkos ojek menurut jarak tempuh dan juga memungkinkan para pengguna bisa memesan via online lewat aplikasi mobile. Besarnya harapan masyarakat akan layanan transportasi yang bisa membelah kemacetan parah mengakibatkan perusahaan yang di permulaan berdirinya hanya mempunyai 200 armada setelah 2 tahun berjalan bisa menambahnya menjadi 1.000 armada motor. Armada-armada tadi menyebar di 150 pangkalan ojek di banyak sekali wilayah Jakarta.

Pengguna terbesar ialah masyarakat yang ada di tempat Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. GO-Jek kerap kewalahan melayani undangan ojek mengingat keterbatasan jumlah driver yang dimilikinya. Tingginya peluang pasar di bidang perjuangan ini mengakibatkan beberapa layanan homogen bermunculan setelah GO-Jek beroperasi. Meski begitu Nadiem Makarim menganggap bahwa adanya pesaing akan mengakibatkan GO-Jek terpacu untuk senantiasa meningkatkan kinerja sekaligus membuat banyak sekali penemuan menarik lain. Diantara penemuan itu ialah perbaikan dalam sistem pengantaran diubahsuaikan undangan pengguna. Sistem komunikasi pun disempurnakan biar bisa menunjukkan kenyamanan bagi setiap penumpang.

Tiap bisnis apa pun itu pastinya akan disertai juga adanya rintangan yang menghambat. Niat melaksanakan ekspansi perjuangan terhambat karena non teknis diantaranya durjana ojek yang ditemukan di wilayah Tangerang dan BSD. Adapun duduk masalah di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur disebabkan tipikal orang-orangnya yang tak begitu familiar dengan sarana transportasi ojek. Kini pengguna GO-Jek telah mencapai 150 pesanan setiap harinya selain orderan yang dilakukan oleh perusahaan yang menjalin kemitraan kurang lebih ada 40.

Sepanjang wilayah Jakarta tetap saja terperangkap dengan problem kemacetan, maka bisnis ini sudah niscaya sangat potensial di masa-masa mendatang. Kini kemacetan tak lagi menjadi momok bagi sebagian besar warga Jakarta, ada Nadiem Makarim dengan GO-Jek-nya.
LihatTutupKomentar