Masyarakat Indonesia akan diberikan pilihan baru dalam hal mengonsumsi beras. Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur karbohidrat, varietas benih padi juga dapat disisipkan pro vitamin A.
Masyarakat Indonesia akan diberikan pilihan baru dalam hal mengonsumsi beras. Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur karbohidrat, varietas benih padi juga dapat disisipkan pro vitamin A. Paling tidak jenis tanaman biotek (rekayasa genetika) atau Genetically modified organism (Gmo)> itu sudah dapat dikomersialisasi pada 2021-2021 mendatang.
Adapun varieties padi tanaman biotek itu bernama golden rice ditemukan oleh lembaga peneltian padi internasional (IRRI) di Los Banos, Philipina.
Ketua Dewan International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA), Clive James, mengatakan, saat ini golden rice masih berupa gen. Tampilannya berwarna kuning jingga karena mengandung beta –karotena (pro vitamin A) atau dapat saja digabungkan dengan varietias tanaman padi yang ada di Tanah Air, misalnya Ciherang. Dengan begitu, tampilannya bisa tetap berwarna putih.
"Varietas tanaman biotek itu dapat menjadi alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan produktifitas hasil tanam sekaligus memperbaiki kandungan nutrisi padi yakni menambah pro vitamin A. Tidak dikonsumsinya buah atau sayur mayur mengandung vitamin A yang hilang akan tergantikan," terangnya.
Menurutnya, dalam kurun waktu 15 tahun setelah komersialisasi, akumulasi tanaman biotek melebihi 1 miliar hectare (ha) pada tahun lalu. Tidak hanya diadopsi oleh Amerika Serikat (AS), tanaman biotek juga ditanam 15,4 juta petani di 29 negara. Brazil, Paraguay, Afrika Selatan, Cina, Pakistan hingga Mynamar berhasil merevolusi sistem pertaniannya melalui adopsi tanaman biotek.
Dalam praktiknya penerapan tanaman biotek dinegara-negara berkembang itu, sambung Clive, merupakan petani miskin sumberdaya rendah dan berskala kecil . Pengembangan gen golden rice mampu menekan populasi manusia yang kekurangan vitamin A. "Selanjutnya kita berharap, Bangladesh, Vietnam dan Indonesia juga mengikutinya," terangnya.
Namun, Clive menambahkan, sebelum dipasarkan ke Indonesia, varietas padi hasil tanaman biotek itu tetap diteliti terlebih dahulu oleh Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika. Kajian itu disadari untuk diteliti lebih komprehensif apakah memenuhi standar keamanan pangan yang berlaku yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
Meski begitu, Direktur Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SAMEO BIOTROP) Bambang Purwantara mengatakan, komersialisasi tanaman biotek di Tanah Air khususnya golden rice sangat bergantung pada aksebilitas semua pemangku kepentingan,baik pemerintah selaku regulator maupun dunia usaha. Karena itu, kesinambungan sosialisasi dan edukasi mengenai tanaman biotek menjadi fokus institusinya
.situshijau.co.id