-->

Gerabah dari Pulau Madura

Amatilah ilustrasi pada gambar dibawah ini. Buatlah sebuah cerita berdasarkan gambar-gambar tersebut. Namun, sebelumnya kamu harus menentukan ide pokok tiap-tiap paragrafnya terlebih dulu.

Ide Pokok:
Paragraf 1. 
Gerabah adalah perabotan yang terbuat dari bahan dasar tanah liat

Paragraf 2.
Proses pembuatan gerabah pada dasarnya memiliki tahapan yang sama

Paragraf 3.
Bentuk gerabah yang akan dibuat disesuaikan dengan fungsi benda tersebut saat digunakan.
Cerita;

Gerabah adalah perabotan yang terbuat dari bahan dasar tanah liat. Dalam pembuatannya tanah liat diproses melalui beberapa tahapan. Selain itu ada juga bahan tambahan lain yaitu kaolin. Tanah liat yang sudah diproses dan siap dicetak menjadi gerabah kemudian dibentuk dengan langsung menggunakan tangan   atau menggunakan alat putar.

Proses pembuatan gerabah pada dasarnya memiliki tahapan yang sama, yang membedakan adalah perbedaan alat yang dipakai dalam proses pengolahan bahan dan proses pembentukan /perwujudan. Perbedaan alat merupakan salah satu faktor penyebab perbedaan kualitas akhir yang dicapai. Misalnya dalam proses pembentukan badan gerabah dengan teknik putar, ada kriyawan yang menggunakan alat tradisional dengan tenaga gerak kaki atau tangan, sementara kriyawan yang sudah lebih maju ada menggunakan alat putar dengan tenaga listrik (electrick wheel). Kelebihan alat yang kedua dibandingkan yang pertama adalah lebih stabil dalam pengoperasiannya serta lebih efesien dalam waktu dan tenaga.

Bentuk gerabah yang akan dibuat disesuaikan dengan fungsi benda tersebut saat digunakan. Ada gerabah yang digunakan untuk alat memasak seperti periuk dan belanga, ada yang digunakan untuk menyimpan air atau beras seperti tempayan, ada yang digunakan untuk menyimpan air minum seperti kendi, dan ada yang digunakan untuk hiasan seperti guci dan vas bunga.
Pengalaman di hari Minggu yang tidak kalah menariknya dibanding dengan Edo dan Beni adalah pengalaman yang dialami oleh Lani. Hari Minggu ini Lani diajak ayahnya pergi ke Madura. Ayah Lani ingin membeli beberapa kerajinan gerabah untuk pelanggannya. Seperti kita ketahui bersama bahwa Madura merupakan salah satu daerah penghasil kerajinan gerabah yang berkualitas tinggi.

Sepanjang perjalanan menuju tempat produksi gerabah, Lani sibuk mengamati sekelilingnya. Lani takjub melihat potensi alam yang ada di Madura. Lani juga begitu kagum akan orang-orangnya. Mereka pekerja keras. Mereka juga pandai memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitarnya. Mereka bekerja keras dari pagi hingga sore. Tak kenal lelah meski harus berkubang dengan tanah. Menggali dan mengumpulkan tanah liat untuk dijadikan bahan pembuatan gerabah.

Ayo Membaca!
Gerabah dari Pulau Madura
Salah satu warisan karya budaya yang sangat tua, luas persebaranya, dan mampu bertahan hingga sekarang adalah gerabah, yakni barang pecah belah dari tanah bakar yang dibuat secara tradisional. Gerabah juga dikenal dengan sebutan tembikar. Gerabah konon sudah dibuat manusia sejak mereka hidup menetap dan mulai bercocok tanam beberapa ribu tahun sebelum tahun masehi, dan kini masih kita dapatkan di seluruh pelosok Nusantara, tidak terkecuali di Pulau Madura.

Pada situs-situs kebudayaan dan purbakala, banyak dijumpai gerabah atau tembikar yang difungsikan sebagai peralatan atau perkakas rumah tangga dan untuk keperluan peribadahan serta penguburan mayat. Gerabah yang paling sederhana dibuat dan dibentuk hanya menggunakan tangan dengan ciri adonan yang kasar dan bagian-bagian gerabah tersebut masih dipenuhi oleh jejak-jejak jari. Selain itu, bentuknya kadang tidak simetris.

Tidak terkecuali di Pulau Madura, gerabah dibuat untuk difungsikan sebagai peralatan sehari-hari masyarakat setempat, yang dilakukan secara tradisional seperti apa yang dilakukan oleh para pendahuliunya. Kesamaan pembuatan gerabah di Madura sekarang ini dengan para pendahulunya adalah proses pembuatan dan bentuknya yang masih tradisional sama seperti gerabah-gerabah yang dihasilkan pada zaman terdahulu.

Gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajin di Madura adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang berwarna kuning dengan pasir halus. Tanah liat hitam dapat juga dipergunakan tetapi kualitasnya kurang baik.

Beberapa daerah di Madura menjadi penghasil gerabah, seperti di Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Kyangean, Baragung, Pademawa, Dalpenyang Pakaporan, dan Blega Bangkalan. Di antara daerah-daerah tersebut, yang sangat terkenal adalah Karang Penang Sampang dan Andulang Sumenep. Kedua daerah tersebut memproduksi gerabah dalam bentuk genteng.

Memang tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah. Hal ini disebabkan karena tidak semua wilayah di Madura memiliki struktur tanah liat yang dijadikan bahan dasar pembuatan gerabah. Secara umum, tanah-tanah di Madura mengandung pasir yang tinggi, karena Pulau Madura dikeliling oleh pantai, sehingga tidak bisa digunakan untuk membuat gerabah.

Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian kerja untuk membuat barang-barang yang sudah ditentukan secara turun-temurun atau spesialisasi. Dengan spesialisasi ini persaingan dapat dicegah. Gerabah Madura juga memiliki kekhasan lokal yang disebabkan oleh keahlian/keterampilan pengrajin, tersedianya bahan, teknik pembuatan, dan teknik pembakaran. Dengan spesialisasi dan ciri khasnya itu, banyak kampung diberi nama sesuai dengan nama jenis tembikar tertentu.

Peralatan pengrajin gerabah Madura adalah alat-alat tradisional yang tidak jauh bedanya dengan yang sudah digunakan pada zaman prasejarah. Alat-alat umum adalah cangkul, linggis, ember, dan alat-alat khusus seperti berikut.
  1. Panombuk atau penumbuk berupa bulatan bertangkai untuk alat pembentuk bagian dalam.
  2. Panempa atau penempa untuk pembentuk dan penghalus bagian luar berupa sekeping papan.
  3. Pangorek atau pengerok, sejenis sabit bermata miring bertangkai panjang untuk menghaluskan bagian dalam.
  4. Panyabungan, wadah air untuk menetesi gerabah dengan secarik kain agar mudah dihaluskan.
  5. Pangeled, secarik kain untuk membentuk bibir gerabah.
  6. Pangajakan, sejenis nyiru untuk ayakan pasir.
  7. Pangabuan, tempat abu.
  8. Panompal, alat menyisikan abu dari pembakaran.
  9. Wer-kower, galah berujung kawat lengkung.
  10. Pamatong, sejenis pisau atau kawat pemotong tanah liat.
  11. Pungku, pembakaran gerabah.
Adapun proses pembuatan gerabah dilakukan dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara berurutan. Proses pembuatan gerabah tersebut sebagai berikut.
  1. Menyiapkan bahan berupa tanah liat.
  2. Mengaduk tanah liat dengan dicampur air.
  3. Setelah jadi adonan, diambil per bongkahan untuk dibuat bentuk kasar.
  4. Dengan menggunakan kain pangeled, bibir atau pinggiran bongkahan dibentuk sehingga bulat melingkar.
  5. Bila yang dibuat sejenis periuk, maka ketika pinggiran atau bibir sudah jadi lalu diangin-anginkan. Baru kemudian membuat bagian perut yang terpisah dengan bibir, kemudian setelah jadi perut dan bibir disambung dan diperhalus.
  6. Bila yang dibuat bertelinga atau bertangkai, maka dibuatkan telinga atau tangkai untuk kemudian ditempelkan atau digabungkan dan diperhalus.
  7. Setelah halus dan diteliti kesempurnaannya, kemudian dijemur atau dibakar hingga benar-benar kering.
  8. Langkah terakhir setelah kering adalah dibersihkan. Namun untuk beberapa daerah ada yang masih menyempurnakannya dengan cat yang berasal dari lumpur.
Keberadaan pengrajin gerabah di Madura ini telah banyak memberikan manfaat, baik untuk pengrajin, pemakai maupun untuk masyarakat umum. Pemakai gerabah Madura memperoleh banyak keuntungan seperti harga murah, anti karat, mudah dibersihkan, dan mengurangi polusi. Di samping itu, juga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Kerajinan gerabah ini juga merupakan salah satu cara melestarikan warisan budaya yang telah turun menurun. Mengingat manfaat-manfaatnya tersebut, maka pelestariannya perlu mendapat perhatian kita semua. Salah satu caranya dengan menjaga kualitas.

Meski gerabah masih tetap diproduksi, tetapi dalam perkembangannya dihadapkan pada produk-produk modern. Produk-produk modern tersebut tidak hanya proses pembuatannya yang modern, namun juga menggunakan bahan-bahan yang lebih praktis dan lebih tahan lama, seperti dari plastik, karet, besi, dan aluminium. Akibatnya, lambat laun menggeser keberadaan gerabah. Para pengrajin pun juga terancam.

Disarikan dari : www. kebudayaanindonesia.com

Ayo Menulis!
Berdasarkan bacaan di atas, temukan ide pokok masing-masing paragraf.

ParagrafIde Pokok
1Salah satu di antara warisan karya budaya yang sangat tua,
luas persebaranya, dan mampu bertahan hingga
sekarang adalah gerabah,  yakni barang pecah belah
dari tanah bakar yang dibuat secara tradisional.
2Pada situs-situs
kebudayaan dan purbakala, banyak
dijumpai gerabah atau tembikar
yang difungsikan sebagai peralatan
atau perkakas rumah tangga dan
untuk keperluan peribadahan serta
penguburan mayat.
3Tak terkecuali di Pulau
Madura, gerabah dibuat untuk
difungsikan sebagai peralatan
sehari-hari masyarakat setempat,
yang dilakukan secara tradisional
seperti apa yang dilakukan oleh para
pendahulunya.
4Gerabah-gerabah yang
dihasilkan oleh para pengrajain di
Madura adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang
berwarna kuning dengan pasir halus.
5Beberapa daerah di Madura menjadi
penghasil gerabah seperti di Mandala Andulyang,
Duko Ru Baru, Yangkatan Kyangean,
Baragung, Pademawa, Dalpenyang Pakaporan,
Blega Byangkalan, dan lain-lain.
6Memang tidak semua daerah di
Madura menghasilkan gerabah.
7Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut
ada semacam perjanjian kerja untuk membuat
baryang-baryang yang sudah ditentukan secara
turun temurun atau spesilaisasi.
8Peralatan pengrajin gerabah Madura adalah alat-alat
tradisional yang tak jauh bedanya dengan yang
sudah digunakan pada zaman prasejarah.
9Adapun proses pembuatan gerabah dilakukan dengan
tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara berurutan.
10Keberadaan pengrajin gerabah di Madura ini telah banyak
memberikan manfaat, baik untuk pengrajin, pemakai maupun untuk
masyarakat umum.
11Meski gerabah masih tetap diproduksi, namun dalam
perkembangannya dihadapkan pada produk-produk modern.

Ayo Berlatih!
Kamu sudah bisa menentukan ide pokok dari sebuah bacaan, sekarang kembangkan ide-ide pokok berikut menjadi sebuah paragraf.

Tanah liat banyak kegunaannya. Salah satu jenis tanah yang banyak memiliki manfaat adalah tanah liat. Selain sebagai media tanam bagi berbagai jenis tanaman, tanah liat juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan gerabah.

Proses pembuatan gerabah dari tanah liat. Agar dapat menghasilkan gerabah, tanah liat haruslah melalui beberapa proses produksi terlebih dulu. Tanah liat dibuat adonan dengan mencampur air kemudian diaduk dan dibolak-balik agar lebih pekat dan lengket. Tujuannnya adalah untuk mengeluarkan udara dalam tanah, agar mudah dibentuk, dan hasilnya tidak mudah retak. Setelah adonan tanah liat jadi, baru kemudian masuk pada tahap pembentukan dengan menggunakan berbagai macam teknik dan alat. Hingga pada akhirnya tanah liat yang sudah berbentuk tersebut dibakar dalam waktu dan suhu tertentu.

Macam-macam peralatan yang terbuat dari tanah liat. Banyak barang-barang di sekitar kita yang terbuat dari tanah liat. Seperti asbak, vas bunga, kendi, teko dan cangkir. Bahkan ada juga meja dan kursi yang terbuat dari tanah liat. Barang-barang yang terbuat dari tanah liat memiliki nilai seni dan keindahan tersendiri dibandingkan dengan barang-barang yang terbuat dari bahan lainnya.

Lani dan ayahnya sampai di tempat produksi gerabah. Di sana juga terdapat ruang pajang yang memamerkan berbagai hasil kerajinan gerabah. Bagi pelanggan yang akan membeli gerabah tinggal menunjuk contoh gerabah yang dipamerkan di ruang pajang tersebut. Untuk kemudian diambilkan sesuai dengan pesanan oleh pengrajin di tempat produksi atau gudang.

“Wah, hebat kualitas gerabah-gerabah ini sangat baik,” puji Ayah Lani.
“Benar, Ayah. Jadi bingung memilihnya, karena semuanya bagus-bagus,” kata Lani.
“Lani, memang harus begini. Kerajinan gerabah ini telah menjadi tumpuan nafkah masyarakat di sini. Jadi, mereka pun mengerjakannya dengan sepenuh hati. Mereka benar-benar menjaga kualitasnya, mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, finishing, pengemasan, hingga sampai pemasarannya. Jika mereka mengerjakannya sembarangan, mereka lama-kelamaan akan kehilangan
pelanggan yang pada akhirnya justru akan mematikan sumber penghasilan mereka,” jelas Ayah Lani.
“Betul sekali, Ayah," kata Lani.
LihatTutupKomentar